Sering Terjadi Kecelakaan Pesawat di Indonesia Ini Analysisnya – RI pernah mengalami beberapa kejadian yang berkaitan dengan permasalahan keselamatan di masa lampau, terhitung perawatan pesawat yang buruk, training pilot, kegagalan komunikasi atau mekanis, dan masalah kontrol lalu lintas udara.
Menurut Bloomberg, Indonesia disebutkan tempat terjelek di Asia untuk naik pesawat, karena data dari Jaringan Keselamatan Penerbangan memperlihatkan RI punyai 104 kecelakaan dan 2.353 kematian terkait.
Pemicu jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ke Laut Jawa tidak lama sesudah tinggal landas masih belum jelas sampai kotak hitam pesawat diambil dan dicheck. Tapi ada satu perihal yang dijumpai, yaitu pesawat yang berumur nyaris 27 tahun itu terbang pada keadaan hujan deras.
Lalu, apa yang mengakibatkan kecelakaan pesawat di Indonesia?
Dalam artikel dengan judul “Jet Crash Adds to Long List of Aviation Disasters in Indonesia” pada media Bloomberg, ada dua aspek terpenting yang mengakibatkan kejadian itu. Yaitu factor cuaca jelek dan komunikasi.
“Indonesia, rumah bagi salah satu negara kepulauan paling besar di dunia, serangkaian pulau yang membentang dari London sampai New York, memiliki salah satu kejadian badai petir dan sambaran petir paling tinggi di mana juga,” catat media itu, menambah bila Kota Bogor pernah merasakan badai petir sepanjang 322 hari dalam setahun di tahun 1988.
Disamping itu, ada pula letusan gunung berapi, yang membuang gumpalan abu ke udara yang bisa terhisap ke mesin pesawat dan merusaknya.
“Pada 2019, lapangan terbang Bali membatalkan dan mengubah beberapa penerbangan menyusul letusan Gunung Agung, yang memuntahkan abu di selatan pulau. Dengan pemanasan global, peristiwa cuaca ekstrim menjadi lebih umum juga. Penerbangan Sriwijaya 182 ditunda sekitar satu jam sebab kondisi yang memprihatinkan,” tutur tulisan itu.
Setelah itu factor kegagalan komunikasi. Ini jadi salah satunya factor pemicu kecelakaan di Indonesia.
Misalnya, pada penerbangan AirAsia yang tinggal landas dari Surabaya pada Desember 2014, pilot Indonesia dan co-pilot Prancis akhirnya saling menentang di kontrol setelah usaha mereka untuk memperbaiki sistem kemudi yang rusak mengakibatkan autopilot terlepas. Pesawat itu naik dengan curam, terhenti dan jatuh ke laut.
Sementara media Associated Press (AP News), dalam artikelnya yang dengan judul “EXPLAINER: Why Indonesia’s plane safety record is a concern” menjelaskan bila kombinasi ekonomi, sosial dan geografis jadi factor seringnya kecelakaan penerbangan di RI.
“Industri ini mempunyai sedikit peraturan atau pemantauan pada tahun-tahun awal booming penerbangan Indonesia, sesudah ekonomi dibuka setelah jatuhnya Soeharto di akhir 1990-an dan berakhirnya dekade kediktatoran,” catat media itu.
Menurutnya, maskapal penerbangan berbiaya rendah berkembang sangat cepat, jadi langkah yang umum untuk orang untuk melancong melewati negara kepulauan yang luas di mana banyak wilayah masih kekurangan infrastruktur transportasi yang efektif atau aman.
Berdasar data dari Aviation Safety Network, Indonesia sudah alami 104 kecelakaan pesawat sipil dengan lebih dari 1.300 kematian terkait semenjak 1945, menempatkannya selaku tempat paling beresiko untuk terbang di Asia.
Amerika Serikat (AS) bahkan juga larang maskapal penerbangan Indonesia bekerja di negara itu dari tahun 2007 sampai 2016 lantaran mereka “kekurangan dalam satu atau lebih bidang, seperti ketrampilan tehnis, personil terlatih, prosedur pencatatan atau pemeriksaan”. Uni Eropa mempunyai larangan sama dari 2007 sampai 2018.
Sumber : cnbcindonesia.com