rancakmedia.com – Sepanjang setahun wabah Covid-19, ada banyak pelajar yang tempuh pengajaran jarak jauh (PJJ).Oleh karna itu kemendikbud evaluasi tatap muka di sekolah, lama waktunya PJJ akan berpengaruh negatif untuk pelajar.
Bahkan juga Menteri Pengajaran dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim memandang PJJ ini mempunyai potensi memunculkan imbas sosial negatif yang terus-terusan.
Resiko pelajar putus sekolah akan bertambah karena beberapa anak mau tak mau menolong keuangan keluarga di tengah-tengah kritis wabah.
Disamping itu, imbas lain berbentuk pengurangan prestasi belajar, kekerasan pada anak, dan resiko external yang lain.
Hal itu dipublikasikan Menteri Pengajaran dan Kebudayaan Nadiem Makadiem pada Kamis (18 Maret 2021) di pertemuan kerja bersama-sama dengan Komisi X DPR RI di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta.
Tentu saja diskusi kerja harus mengulas beberapa rumor penting dalam dunia pengajaran, diantaranya berkaitan Pembelajaran tatap muka (PTM) pada Juli 2021.
Disamping itu, tatap muka di sekolah itu mengulas gagasan pemerintahan untuk vaksinasi guru, asesmen nasional, dan akseptasi pelajar baru.
Akselerasi PTM
Nadiem mengatakan, semenjak Januari 2021 penentuan Pembelajaran tatap muka terbatas jadi hak prerogatif pemda. PTM terbatas dibolehkan di awal tahun.
“Untuk beberapa orangtua yang tidak mau anaknya bertatap muka, opsi mereka ialah masih mempunyai anak di dalam rumah. Pada akhirnya, opsi terserah pada orangtua.
Bila guru telah divaksinasi, sekolah terlilit untuk Service terbatasi untuk memberi opsi individu, “kata Nadiem, seperti diambil situs DPR RI.
Ini tentu saja terkait dengan ketetapan PTM untuk daerah yang terhitung zone hijau dan kuning tebaran Covid-19 dibolehkan melangsungkan PTM.
Tetapi selama ini, cuman 56 % yang belajar bertemu muka di zone hijau dan cuman 28 % yang belajar langsung di zone kuning. Karena itu, buka sekolah bergantung keputusan pemda semasing.
Tetapi dengan program vaksinasi ini, Mendikbud memperjelas faksinya berusaha untuk percepat PTM di sekolah. “Kehilangan belajar secara tetap terus akan terjadi bila kita tidak langsung bertatap muka.
Peraturan ini mempunyai tujuan untuk percepat proses belajar individu di Indonesia,” kata Nadiem. Kenyataannya, cuman 16 % belajar bertemu muka dan bekasnya 84 % ialah PJJ.
Ini perlu dinaikkan secara cepat. Karena ada vaksinasi pengajar dan tenaga kependidikan kita, PTM makin diakselerasi di sekolah, kata Mendiknas dan Budaya.
Komisi X Memberikan Dukungan
Menteri Pengajaran dan Kebudayaan Saat itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Agustina Wilujeng Pramestuti menyongsong baik gagasan pemerintahan kembali membuka proses belajar mengajarkan secara tatap muka di sekolah.
Tetapi, proses evaluasi harus terus dilaksanakan dengan berhati-hati karena wabah Covid-19 masih berjalan. Karena itu, pelaksana pengajaran perlu pastikan prosedur kesehatan seperti menggunakan masker, jaga jarak, dan batasi jumlah pelajar supaya implementasi mekanisme shift harus tetap dikerjakan.
“Komisi X memberikan dukungan semua, khususnya yang positif dari jadwal yang dikatakan menteri, dan kita bantu, khususnya pembukaan sekolah bertemu muka,” kata Agustina.