Rancakmedia.com – Apakah kamu mengetahui tentang pengertian dan sejarah seni rupa tradisional? Mungkin dari kamu semua hanya sebagain saja yang tahu, untuk itu pada artikel berikut ini kami akan memberikan informasinya secara lengkap.
Perkembangan seni tradisional Indonesia sudah dimulai sejak zaman dahulu, namun tidak ada yang tahu pasti kapan zaman prasejarah dimulai. Zaman Batu dan Zaman Logam adalah dua zaman dalam periodisasi kuno Indonesia.
Kedua zaman purba tersebut, sama-sama termasuk karya seni (tradisional) hal ini ditunjukkan dengan adanya artefak berupa seni tradisional seperti kapak tangan, gelang, kalung, keramik bahkan lukisan.
Mengenai karya itu sendiri, itu adalah plagiarisme telapak tangan yang ditemukan di dinding gua di gua Leang-leang Sulawesi dan menggambarkan babi melompat yang terluka, selain plagiarisme telapak tangan di dinding gua. Istilah seni tradisional mengacu pada pelestarian prinsip-prinsip filosofis suatu budaya secara turun-temurun.
Pengertian Seni Rupa Tradisional
Seni tradisional dapat didefinisikan sebagai seni yang didasarkan pada kepatuhan terhadap standar, ide, dan praktik yang telah diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pemahaman: kata “tradisional” itu sendiri adalah tradisional jika kita ingin memiliki pemahaman konsep yang menyeluruh.
Istilah “tradisional” berasal dari kata “tradisi”. Tradisi digambarkan sebagai “adat istiadat yang diturunkan dari nenek moyang yang saat ini dilakukan oleh masyarakat, yang menyimpang dari penilaian atau anggapan bahwa teknik yang ada adalah yang terbaik dan paling benar” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2005, hlm. 1208).
Pengertian tradisi di atas sangat erat kaitannya dengan seni tradisional. Hal ini karena seni tradisional masih sangat terbatas pada hukum dan standar tertentu, yang masih sangat kaku dan mutlak berdasarkan tradisi yang diturunkan dari generasi ke generasi oleh nenek moyang. Bahkan seni tradisional biasanya masih bersifat spiritual dan religi.
Beberapa ide di balik karya seni tradisional biasanya terkait dengan mitos dan dongeng di sekitarnya. Namun demikian, budaya asing mungkin berdampak pada budaya lokal juga. Peradaban dari luar Amerika Serikat, khususnya, yang mapan.
Namun, seni tradisional tidak dapat dipisahkan dari pengetahuan budaya lokalnya sendiri. Jadi, daerah yang berbeda umumnya memiliki karya seni tradisional yang unik dan berbeda dari lokasi lain. Meskipun kadang-kadang, banyak lokasi dan budaya di sekitarnya juga saling mempengaruhi dan ada praktik yang sebanding.
Pada akhirnya, hukum intertekstual (kesamaan dan percampuran teks antar karya) juga turut menentukan karakter budaya lokal. Akibatnya, seni tradisional dan sumber daya budaya lokal saling terkait. Kekayaan lokakarya budaya terkait erat dengan kecemerlangan lokal.
Seni Rupa Tradisional Indonesia
Sungai Brahmaputra yang membelah Cina, India, dan Bangladesh memiliki pengaruh yang besar terhadap seni tradisional Indonesia. Dua gelombang imigran Indonesia tiba di Amerika, sekitar 2000 SM (Mesolitik) dan sekitar 500 SM (Zaman Perunggu).
Orang-orang dari Austronesia menetap di sana setelah itu karena mereka memiliki tradisi pertanian dan pemukiman yang mapan di sana (Neolitik). Jelas bahwa para pendahulu Indonesia memiliki pengaruh budaya yang luas.
Berasal dari berbagai penjuru dunia, itu akan menghasilkan banyak budaya yang berbeda. Awalnya, seni digunakan sebagai perwujudan ritus magis dan simbolis. Penduduk nusantara datang untuk mengidentifikasi pemujaan punden berundak sebagai kejeniusan pribumi bangsa Indonesia.
Setelah itu, beberapa pengaruh lain juga ikut bermain. Kita perlu melangkah lebih jauh ke dalam sejarah seni rupa Indonesia pada zaman dahulu untuk memahami bagaimana proses budaya ini terjadi.
Sejarah Seni Rupa Tradisional
Bagaimana dengan kesenian tradisional di Indonesia? Perkembangan seni tradisional Indonesia dimulai pada zaman purba. Zaman dahulu Indonesia meninggalkan berbagai karya seni tradisional seperti gelang, kalung, keramik, dan lukisan di dinding gua.
Karya seni gua itu ditemukan di gua Leang-leang, Sulawesi. Karya seni tersebut berupa cetakan tangan di dinding gua. Selain itu, di goa Sulawesi Selatan juga terdapat lukisan yang menggambarkan orang-orang yang sedang berlayar di air.
Pada zaman logam (500 SM), juga terdapat peninggalan-peninggalan seni tradisional yang berbeda, seperti kendang perunggu, bejana, dan berbagai perhiasan yang terbuat dari logam. Alat pertanian dan peralatan upacara tradisional juga biasa.
Era Hindu-Budha telah meninggalkan banyak peninggalan karya seni tradisional. Banyak kerajaan meninggalkan prasasti sepanjang periode sejarah. Seperti Prasasti Ciaruteun (Kerajaan Tarumanegara), Prasasti Kedukan Bukit (Kerajaan Sriwijaya), Prasasti Canggal (Kerajaan Mataram Kuno).
Kuil dekoratif, pemakaman, situs spiritual (meditasi), dan area pemandian semuanya ditinggalkan oleh monarki selama periode ini. Setelah masa itu, Nusantara memasuki era Islam. Seperti era Hindu-Budha, era Islam juga meninggalkan berbagai karya seni. seperti seni hias, kaligrafi, wayang, dan kain batik.
Era Islam juga meninggalkan berbagai bangunan yang cukup mengesankan, seperti masjid. Berbagai seni budaya tradisional pada era ini masih banyak dijumpai hingga saat ini. Tidak hanya tetap eksis, namun budayanya juga tetap terjaga.
Sifat-Sifat Umum Seni Rupa Tradisional
Dalam kebanyakan kasus, karya seni tradisional ini masih dilestarikan dalam komunitas yang berpegang teguh pada tradisi turun-temurun.
Namun, tujuan utama dari karya seni ini telah bergeser sepanjang waktu. Awalnya beroperasi sebagai pusaka, hari ini mereka adalah potongan hias atau kenang-kenangan.
Fungsionalitas mereka telah dipengaruhi oleh perubahan sistem sosial dan budaya. Secara umum, kesenian tradisional Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Bersifat Progresif karena tradisi maritim, kemajuan telah dibuat. Kesenian Indonesia seringkali dipengaruhi oleh budaya lain, yang kemudian dilebur dan dikembangkan sehingga mencerminkan ciri khas negara Indonesia.
- Bersifat Tradisional atau statis sistem seni turun temurun nusantara berpedoman pada budaya agraris nusantara. Seperti bagaimana peradaban pertanian pada umumnya akan terus mewariskan keahliannya dalam bertani.
- Bersifat Beragam (Kebinekaan) indonesia terdiri dari beberapa wilayah dan pulau dengan kondisi lingkungan dan alam yang berbeda, sehingga menumbuhkan ekspresi kreatif yang beragam pula.
- Bersifat Kerajinan, karena kekayaan alam Indonesia menyediakan sumber daya alam yang beragam untuk pembuatan kerajinan.
- Bersifat Non Realis karena dilatarbelakangi keyakinan yang murni dan primal mengilhami karya-karya kreatif yang bersifat simbolis atau simbolik.
Ciri-ciri Seni Rupa Tradisional
Penelitian kami tentang makna dan definisi seni “tradisional” telah membawa kami pada banyak temuan tentang apa yang dimaksud dengan seni “tradisional”.
Sehingga kita dapat mengidentifikasi apa yang terkandung dalam seni tradisional. Ciri-ciri ini adalah:
- Iklim dan budaya suatu tempat mempengaruhi penciptaan seni tradisional.
Sebuah cermin budaya yang disesuaikan dengan banyak sistem sosial dan budaya yang dihasilkan oleh masyarakatnya. - Keunikan suatu masyarakat tercermin dari kualitas seni tradisionalnya.
- Norma, ideologi, dan konvensi yang telah ada di masa lalu dan telah diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya menginspirasi seniman untuk menghasilkan karya mereka.
- Kesenian tradisional cenderung statis karena dibatasi oleh hukum dan standar yang ketat dari norma dan budaya lokal tempat seni itu dikembangkan.
Contoh Seni Rupa Tradisional
Contoh kesenian tradisional antara lain:
- Boneka Malam
- Pertunjukan boneka
- Boneka
- Ornamen pada rumah adat di setiap daerah
- Batik
- Songket
- Dan lain-lain
FAQ
Berikut ini adalah contoh tanya jawab tentang seni rupa tradisional
Mengapa berbagai daerah memiliki karya seni rupa tradisional yang unik dan berbeda dari daerah lain?
Karya seni tradisional di berbagai daerah seringkali memiliki ciri khas dan pembeda dengan yang ada di daerah lain. Meskipun kadang-kadang banyak lokasi dan budaya di sekitarnya juga saling mempengaruhi dan ada praktik yang sebanding.
Pada akhirnya, hukum intertekstual (kesamaan dan percampuran teks lintas karya) juga turut membentuk karakter budaya lokal.
Apa saja peninggalan seni rupa tradisional yang terbuat dari logam?
Alat-alat yang diproduksi pada zaman logam antara lain nekara perunggu, wadah perunggu, patung, kapak corong, dan lain-lain serta seni rupa tradisional yang terbuat dari logam khususnya kapak corong, arca perunggu, dan mata sabit.
Mengapa seni rupa tradisional memiliki sifat statis?
Seni tradisional juga bersifat statis karena seni ini tidak memiliki keterkaitan atau batasan yang kuat dari sejumlah konvensi dan juga budaya lokal dari mana seni itu mulai muncul.
Kesimpulan
Istilah seni rupa tradisional mengacu pada pelestarian prinsip-prinsip filosofis suatu budaya secara turun-temurun. Karya seni rupa di Indonesia seringkali berada dalam lingkungan komunal yang masih memegang teguh aturan atau konvensi yang diperoleh dari zaman sebelumnya.
Demikian artikel yang dapat kami sampaikan, semoga informasi tentang seni rupa beserta sejarahya dapat membantu dan bermanfaat untuk kamu semua.