rancakmedia.com – Covid-19 bukan hanya berpengaruh pada kesehatan, tapi juga berpengaruh negatif dalam hampir semua sektor kehidupan manusia.
Pengajaran adalah bidang yang paling terpukul oleh wabah Covid-19. Masalahnya pemerintahan mau tak mau mengaplikasikan evaluasi jarak jauh atau kelas online untuk menahan penyebaran Covid-19.
Belakangan ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim memperjelas, Keputusan Bersama Menteri (SKB) 4 yang dipublikasikan Selasa lalu mengendalikan sekolah bertemu muka dapat diawali secepat-cepatnya.
Walau sebenarnya, ketentuan menteri itu minta 4 sekolah siap belajar bertemu muka secepat-cepatnya. Mulai saat ini, kata Nadiem seperti diambil Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agen.
Dia menjelaskan jika kementeriannya sudah lakukan bermacam usaha untuk menyiapkan evaluasi tatap muka yang terbatas.
Evaluasi Tatap Muka
Mengutamakan vaksinasi untuk guru dan pengajar dan membagikan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sejumlah Rp 52,5 triliun. Ingin membeli masker ingin membeli higienis, hand sanitizer ingin membeli beberapa alat seperti termos bisa, ucapnya.
Sampai sekarang ini, seputar 550.000 guru dan pengajar sudah terima vaksinasi. Pemerintahan menarget untuk memvaksinasi seputar 5,5 juta tenaga pendidikan, yang diinginkan usai pada Juni.
Disamping itu, Nadiem menjelaskan, tehnik evaluasi individual sudah ditata demikian rupa hingga tidak ada cluster baru yang dibikin.
Pendidikan, dikatakannya bagaimana kemampuan dalam kelas yang cuman 50 % yakni 18 orang, diharuskan untuk mengubah kedatangan pel ajar yang terdiri dari dua lapis minimum 1,5 mtr. jadi harus gunakan masker.
Selanjutnya, menurut Nadiem, opsi evaluasi tatap muka yang terbatas akan diberikan seutuhnya ke orangtua. “Beberapa orangtua bebas pilih apa akan meluluskan anaknya cuman bersekolah bertemu muka (PJJ) atau di dalam rumah,” katanya.