Uji coba Kegiatan pelajar mengajar perseorangan (KBM) untuk sekolah di DKI Jakarta akan diawali esok pada Rabu (7/8/2021) dan akan berjalan sampai 29 April 2021.
Peraturan ini searah dengan keputusan pemerintahan pusat untuk aktifkan perseorangan sekolah. di tengah-tengah wabah Covid-19. Tetapi, tidak seluruhnya sekolah di ibukota bisa lakukan aktivitas belajar mengajarkan secara individu.
Syarat
Uripasih, Kepala Dinas Pendidikan Daerah II Jakarta Pusat, memperjelas tiap sekolah harus lewat penilaian (assesment) dan penuhi seperangkatan syarat untuk evaluasi bertemu muka.
Syarat itu diantaranya pengadaan sarana simpatisan prosedur Covid-19 untuk kesehatan protektif, seperti bak bersihkan tangan. Selanjutnya sekolah harus juga memperoleh ijin dari orangtua siswa untuk meluluskan beberapa anak mereka belajar bertemu muka.
Selanjutnya sekolah harus juga bekerja bersama dengan sarana kesehatan paling dekat untuk meramalkan apa seorang pelajar akan sakit saat ada dalam kelas. “Jika ada pelajar yang sakit jangan masuk kelas tetapi ditunjuk ke rumah sakit atau puskesmas,” kata Uripasih.
Ada tujuh sekolah negeri di Jakarta Pusat yang sudah penuhi syarat untuk evaluasi bertemu muka. Ke-7 sekolah itu, yaitu SDN Kebon Melati 01 Tanah Abang, SDN Cideng 07, SDN Petojo Utara 05 Gambir, SDN Kenari 08, SDN Rawasari 05 Pagi, SMP Mahatma Gandi School Sawah Besar dan SMKN 44 Kemayoran.
Batas
Sekolah yang belajar bertemu muka bukan hanya harus penuhi beberapa syarat, tapi mereka perlu pastikan jika prosedur kesehatan yang ketat terus dipakai dalam aktivitas belajar mengajarkan.
Karena itu, pelajar SD kelas 1-3 yang lebih susah ditata saat mengaplikasikan prosedur kesehatan, terus mengikut evaluasi online rumahan. Sekolah kelas ini cuman berlaku untuk sekolah dasar kelas 4 sampai 12. Aktivitas evaluasi cuman dilaksanakan satu minggu sekali untuk tiap tingkatan pendidikan.
“Babak pertama satu minggu sekali, seterusnya satu minggu 2x, jadi setahap,” kata Uripasih. Waktu belajar pelajar terbatasi cuman 2 jam. Jam belajar dipisah jadi dua sesion sehari-harinya yakni jam 07.00-09.00 WIB dan 10.00-12.00 WIB.
“Saya tidak pakai istirahat langsung jadi pulang karena masih pagi,” kata Uripasih. Disamping itu jumlah pelajar terbatasi optimal 16 pelajar pada sebuah kelas.
Mata pelajaran yang diberikan ialah mata pelajaran dasar seperti matematika, bahasa Indonesia, dan sains. Sedang mata pelajaran yang lain masih belajar lewat cara online. “Hanya pelajaran penting,” ucapnya.
Beberapa Hal Yang Perlu Jadi Perhatian
Direktur SDN Rawasari 05 Pagi SDN Nursaena pastikan faksinya siap lakukan aktivitas belajar mengajarkan secara bertemu muka. Dari keseluruhan 20 guru di SD, 4 guru akan mengajarkan sekolah bertemu muka.
“Bila sekolah kami mengikut perintah manager area kami, bakal ada 4 guru,” ucapnya. Ke-4 guru itu sudah terima training untuk memungkinkannya mereka mengajarkan secara efisien secara bertemu muka di tengah-tengah wabah Covid-19.
Pelajar semua guru ini divaksinasi pada jumlah pertama. Nursaena menghimbau supaya beberapa orangtua pastikan anaknya pada kondisi sehat atau mungkin tidak ada keluh kesah batuk, pilek dan sakit kerongkongan. Orangtua perlu pastikan jika anaknya telah makan pagi saat sebelum pergi ke sekolah.
“Seperti standard Dinas Pendidikan, pelajar diharuskan makan pagi dari rumah, bawa bekal seperti air minum dan makanan yang dipersiapkan di dalam rumah,” kata Nursaena.
Beberapa orangtua didorong untuk menyekolahkan anaknya. Bila harus keluar dari rumah, pelajar harus di bawah pemantauan orang tuanya. Sekolah akan mempunyai posisi pengiriman dan penjemputan khusus.
Sepanjang aktivitas belajar / mengajarkan, pelajar harus juga patuhi implementasi ruangan antar bangku, memakai masker dan memakai alat catat individu karena tidak dibolehkan pinjam perlengkapan dari pelajar lain.
Saat orangtua datang di dalam rumah, mereka harus juga pastikan jika anak itu mandi dan bertukar baju selekasnya saat sebelum berhubungan secara fisik sama orang lain di dalam rumah.
