Rancakmedia.com – Pandemi Covid-19 berdampak parah pada usaha kecil, mikro, kecil dan menengah (UMKM) nah dalam artikel ini kami akan memberikan tips untuk usaha UMKM simak selengkapnya dibawah ini ya.
Berdasarkan data dari BukuWarung, industri UMKM di industri restoran, olahraga & hobi dan konstruksi memiliki dampak paling merugikan dari pandemi Covid-19.
Data yang dikumpulkan perusahaan menunjukkan bahwa jumlah transaksi di sektor restoran turun 70% dan penjualan turun 80%.
UKM juga merasakan hal yang sama di bidang olahraga, hobi, dan toko konstruksi. Industri olahraga dan hobi bahkan turun hingga 90% dari sisi pendapatan, sedangkan industri konstruksi turun 65%.
Namun di sisi lain, banyak sektor yang benar-benar mendapat berkah dari pandemi Covid 19 ini justru memberikan dampak yang berbeda.
Bisnis kecantikan dan kesehatan tumbuh delapan ratus persen, logistik tumbuh empat ratus persen, dan industri cuci tumbuh tiga ratus persen.
“Pandemi secara umum telah mendorong masyarakat untuk mengubah kebiasaan lama. Inovasi harus segera ditindaklanjuti pada penurunan industri yang berbeda untuk memastikan bisnis tetap relevan dengan tatanan kehidupan yang baru,” demikian siaran pers yang dikutip oleh pencipta BukuWarung Abhinay di Kamis (11/6/2020).
Ia mengatakan, sektor yang diuntungkan dari perubahan kebiasaan ini harus cerdas dalam pengelolaannya, agar pelaku usaha tidak mampu mengatasi lonjakan yang terjadi dalam jangka pendek.
Tips untuk Usaha UMKM Dalam Menangani Dampak Pandemi
BukuWarung percaya bahwa penurunan transaksi di UMKM dapat ditangani dengan sedikit penyesuaian sebagai layanan yang merawat UMKM secara serius. Salah satunya adalah memasuki dunia digital atau online (online).
Perusahaan UMKM di bidang makanan misalnya, kata dia, mungkin mulai berpikir untuk menjual makanan secara online apakah masuk atau menjualnya melalui akun media sosial sendiri.
“Kondisi yang ada di industri UMKM saat ini, baik penurunan maupun kenaikan pendapatan, harus disikapi dengan cerdas oleh UMKM. Kami terus berupaya untuk menjadi mitra rekaman terbaik bagi UMKM. Kami juga memiliki fitur untuk penarikan melalui SMS, di tambahan untuk melacak utang keuangan dan konsumen;
Lebih lanjut ia menjelaskan, pihaknya memiliki fitur multi-bookkeeping yang memungkinkan pencatatan banyak bisnis dikelola dalam satu akun.
“Fitur ini sangat ideal untuk individu di tengah pandemi ini, menguji kemungkinan di lini bisnis baru sehingga diharapkan pemilik bisnis tahu bagaimana bisnis dikembangkan melalui aplikasi ini untuk mendaftarkan bisnisnya.
Tekhnologi Usaha Umkm
Dikatakannya, UMKM saat ini perlu disadarkan bahwa penggunaan teknologi tidak bisa dihindari dimanapun berada. Adopsi dapat dimulai dengan hal-hal kecil seperti catatan keuangan dan administrasi internal bisnis.
Muhammad Ikhsan Ingratubun, Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo), mengatakan penurunan pesat tersebut tentunya sejalan dengan rencana pemerintah, yakni pembatasan sosial substansial (PSBB) dan kebijakan new normal.
“Ekonomi dulunya berhenti fokus pada kesehatan, tapi sekarang mereka semua bersama. Peningkatan yang cukup signifikan terlihat pada new normal dan aktivitas ekonomi masih buruk sehingga mengapa [new normal] ini tidak diadopsi dari awal, kami juga menyayangkan. dari Asosiasi,
Ikhsan menilai UMKM bisa bangkit kembali, tapi butuh waktu dan uluran tangan pemerintah.
“Jelas bisa naik, tapi karena kesulitan modal, bisa sampai 6 bulan, dan insentif yang ada harus ditambah. Tentu naik saat ekonomi mulai berfungsi kembali,” jelasnya. Dia menjelaskan.
Dia memperkirakan potensi pemulihan UMKM dapat meningkat 70-80 persen pada kuartal keempat 2020, terutama menjelang akhir tahun, tetapi dia menambahkan bahwa ini juga bergantung pada lingkungan bisnis yang kuat karena sektor ini didasarkan pada pendapatan harian.
Kesimpulan:
Pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap usaha kecil, mikro, kecil dan menengah (UMKM). Dampak negatif terbesar dirasakan oleh UMKM di sektor restoran, olahraga, dan hobi. Namun, beberapa industri menuai keuntungan dari pandemi seperti industri kecantikan dan kesehatan dan laundry.
Ketua Umum Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Muhammad Ikhsan Ingratubun mengatakan penurunan tajam tersebut terkait dengan kebijakan pemerintah. Ia memprediksi, pada triwulan IV 2020, terutama di akhir tahun, potensi pemulihan UMKM bisa tumbuh 70-80%.