Rancakmedia.com – Di ranah kripto, banyak frasa kunci yang biasa dirujuk, salah satunya adalah Crypto Winter. Lalu, apa yang dimaksud dengan crypto winter?.
Sekilas tentang Crypto Winter
Crypto Winter adalah skenario yang terjadi ketika nilai aset kripto menurun jauh di bawah nilai tren bullish yang khas. Juni lalu, lima aset kripto paling populer di dunia hampir jatuh dalam waktu seminggu. Akibatnya, tidak sedikit pedagang yang mengantisipasi akan ada musim dingin lagi untuk aset kripto, yang dijuluki Crypto Winter.
Saat itu, Bitcoin selama seminggu turun 7,5 persen. Ethereum juga turun nilainya sebesar 14,5 persen. Kemudian, Binance Coin turun 14,6 dan Tether hampir konstan nilainya. Terakhir, Cardano (ADA), yang saat ini berada di urutan ketiga di situs CoinMarketCap, juga turun sebesar 6,4 persen.
Namun, kekhawatiran para trader atau investor tidak terbukti karena Bitcoin tidak turun hingga menyentuh nilai 20 ribu dolar AS seperti yang ditunjukkan oleh Peter Hank, analis di DailyFX.
Musim dingin untuk aset kripto mungkin terjadi jika nilainya mencapai ambang batas 20 ribu dolar. Sedangkan menurut grafik harga Bitcoin di situs CoinMarketCap, pada 30 Juni lalu, nilai Bitcoin berada pada nilai 35 ribu dolar AS.
Prediksi Crypto Winter 2021
Co-founder dan mantan CEO pertukaran crypto BTCC, Bobby Lee mengatakan kepada CNBC Asia bahwa Bitcoin cenderung berfungsi dalam siklus empat tahun dengan lonjakan besar pada 2013, 2017, dan kenaikan terbesar diprediksi tahun ini.
Tidak hanya itu, beberapa pakar dan investor kripto juga berpendapat bahwa Bitcoin memiliki siklus harga empat tahun, di mana empat fase terpisah terjadi setiap tahun. Beberapa fase ini adalah fase eksponensial, koreksi, pemulihan, dan harga berkelanjutan.
Lee memperkirakan bahwa Bitcoin akan melampaui $300.000 pada akhir tahun 2021. Setelah kemungkinan 10x peningkatan Bitcoin pada akhir tahun, dapat dibayangkan bahwa nilainya akan turun lagi, dengan asumsi mengikuti pergerakan dalam dua fase bull sebelumnya.
Berapa lama Crypto Winter berlangsung?
Menurut CNBC, fase Winter mungkin berlangsung dari dua hingga tiga tahun. Meski begitu, beberapa ahli seperti Benjamin Cowen masih memperdebatkan kebenaran tren harga Bitcoin selama empat tahun.
Cowen berpendapat bahwa siklus harga Bitcoin, tidak akan selalu terjadi setiap empat tahun sekali. Ini karena sistem kuantitas permintaan dan penawaran Bitcoin yang bervariasi secara teratur.
Crypto Winter yang terjadi terakhir kali
Crypto Winter terbaru terjadi pada tahun 2018. Saat itu, harga Bitcoin turun lebih dari 70 persen.
Tidak hanya itu, Crypto Winter di tahun 2018 juga menyebabkan nilai Bitcoin terhenti bahkan cenderung turun hingga April 2019.