Kurs Ringgit Ambruk, Malaysia Resmi Darurat Nasional – Nilai tukar ringgit Malaysia ambruk melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (12/1/2020), sesudah pemerintahnya memutuskan keadaan darurat nasional.
Merilis data Refinitiv, ringgit sesungguhnya buka perdagangan dengan kuat 0,25% melawan dolar AS, tapi sesudahnya langsung kembali turun sampai 0,54% ke RM 4,072/US$ yang disebut tingkat paling lemah dalam 1 bulan akhir.
Posisinya sedikit lebih baik, pada jam 13:28 WIB ada di RM 4,062/US$, dengan pelemahan sisa 0,3%. Sementara itu di saat yang serupa ringgit melemah 0,16% melawan rupiah di Rp 3,478,8/RM.
Raja Malaysia, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah umumkan kondisi darurat nasional, ini hari. yang memberikan ancaman sistem kesehatan negara itu.
“Pandemi Covid-19 di negara ini ada pada tahap yang paling kritis dan ada keperluan untuk kondisi genting,” kata satu pengakuan dari istana nasional, diambil dari AFP.
Pertama Menteri Muhyiddin Yassin sudah minta kondisi genting dipublikasikan dalam tatap muka dengan Raja di hari Senin (11/1/2021).
Kemarin, Muhyiddin umumkan limitasi baru yang ketat di lebih dari setengah negara sisi. Terhitung memerintah masyarakat untuk tinggal di dalam rumah seluruh terkecuali arah penting.
Penutupan sejumlah besar usaha dikerjakan. Dia mengingatkan mekanisme perawatan kesehatan Malaysia telah ada ‘di titik pucuk”.
Mencuplik Reuters, lockdown dikerjakan di Kuala Lumpur dan lima negara sisi sepanjang dua minggu. Ini susul masalah kumulatif yang sentuh lebih dari 135 ribu masalah per minggu.
Hal yang juga sama dikerjakan Indonesia yang membuat rupiah cukup tertekan menantang dolar AS.
Peraturan Limitasi Sosial Bertaraf Besar (PSBB) yang lebih ketat, atau yang sekarang ini disebutkan Pemerlakukan Limitasi Aktivitas Warga (PPKM) sah diawali Senin tempo hari.
PPKM berjalan di pulau Jawa dan Bali awal hari ini sampai 25 Januari kedepan. Peraturan itu diaplikasikan oleh pemerintahan buat mendesak penebaran penyakit karena virus corona (Covid-19).
Di beberapa daerah yang terkena PPKM, perkantoran non-esensial disarankan mengaplikasikan kerja dari rumah (work from home) 75%. Aktivitas mengajar-belajar tidak dapat bertemu muka di sekolah, masih jarak jauh.
Sumber : cnbcindonesia.com