Perkembangan Teknologi Industri Di Indonesia

Lovata Andrean

Perkembangan Teknologi Industri Di Indonesia

Rancakmedia.com – Berikut ini adalah penjelasan mengenai sejarah perkembangan teknologi industri bahwa, teknologi di Indonesia sendiri boleh dibilang sudah canggih. Yuk simak artikel dibawah ini dengan teliti.

Indonesia merupakan salah satu bangsa yang terpengaruh oleh globalisasi atau bisa dibilang modernitas. Modernisasi adalah pergeseran ke arah yang lebih baik atau lebih canggih.

Modernisasi dan perkembangan teknis berjalan beriringan. Orang-orang dari segala usia, tua dan muda, mahir dalam menavigasi teknologi teknologi.

Misalnya, di bidang pertanian, petani membajak sawah tidak lagi menggunakan teknik tradisional, seperti menggunakan kerbau sebaliknya kamu telah mengadopsi traktor, yang lebih efisien dan menghemat waktu.

Contoh lain adalah aplikasi transportasi terkenal, Gojek. Program ini sangat bermanfaat di bidang transportasi. Aplikasi ini juga memudahkan klien untuk mendapatkan ojek dengan cepat dan juga memudahkan pengemudi untuk menemukan pelanggan.

Sejarah Perkembangan Teknologi Industri di Indonesia

Sejarah perkembangan industri di Indonesia telah berlangsung cukup lama dan saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat seiring dengan perkembangan teknologi di berbagai perusahaan besar.

Jika dilihat, saat ini ada sejumlah organisasi yang memiliki teknologi maju dan terus mengalami kemajuan. Bahkan di berbagai industri seperti pertanian, pendidikan, properti, dan beberapa sektor lainnya, mesin atau peralatan telah digunakan.

Melalui proses industri, bahan baku atau barang yang hampir jadi dapat diubah menjadi produk akhir yang lebih bernilai.

Jika kamu tertarik untuk mempelajari lebih lanjut tentang sejarah industri ini di Indonesia, serta bagaimana perkembangannya dari waktu ke waktu, informasi berikut mungkin berguna bagi kamu.

Masuknya Era Teknologi Industri

Indonesia Masuk Era Industrialisasi Tahun 1826 , Indonesia memasuki masa industri pada masa penjajahan Belanda.

Sejumlah besar bukti menghubungkan era teknologi saat ini dengan perkembangan awal abad kesembilan belas di Inggris dan Amerika. Jadi bisnis ini dimulai di Indonesia bersamaan dengan dibangunnya pabrik gula di wilayah Jawa.

Pada masa penjajahan Belanda, industri gula merupakan sumber pendapatan utama. Pada tahun 1667, seorang pedagang Belanda datang ke pulau Jawa dan mendirikan VOC.

Sejak jumlah orang yang mengonsumsi gula di Eropa meningkat, China telah mempekerjakan 1.750 tanaman, sebagian besar di sepanjang pantai utara Jawa, untuk membuat gula untuk dikirim ke Eropa.

Awalnya, teknologi untuk mengubah tebu menjadi gula cukup mendasar dan konvensional. Cairan dari sari tebu diolah menggunakan alat press berbentuk silinder batu atau kayu dan disusun saling berdekatan.

Salah satu silinder dilengkapi dengan bollard yang digerakkan secara manual oleh manusia dan ternak. Berapa banyak orang lain yang dapat membuka setengah putaran tabung sehingga dapat berupa air tebu yang mengalir ke dalam kuali besar di bawah.

Karena permintaan gula yang besar di Eropa, teknologi mulai ditinggalkan. Pada masa Hindia Belanda, Indonesia memasuki era industrialisasi penuh, di mana penggunaan mesin dalam proses manufaktur telah ditentukan.

Meskipun menghasilkan volume output yang relatif besar dibandingkan dengan manual, kualitasnya tetap terjaga. Dengan bantuan uang dalam jumlah besar di taman tahun 1830, pabrik gula di Jawa Barat yang digerakkan oleh mesin mulai dikembangkan.

Pabrik gula modern dibangun di Wonopringgo, Sragie, dan Kalimatie pada tahun 1837-1838. Namun industri pasti menghasilkan kebutuhan yang signifikan akan karyawan.

Sistem pertanian paksa yang kurang manusiawi diberlakukan selama periode ini karena pengenalan kerja kontrak. Ketika tahun 1830 mulai menerima pasokan pekerja dan bahan mentah dengan biaya yang wajar,

Perkembangan industri terus terjadi. Hingga saat ini sudah banyak pabrik atau perusahaan yang memanfaatkan mesin-mesin modern dan teknologi terbaru untuk meningkatkan kualitas produksi.

Dampak Revolusi Teknologi Industri di Indonesia

Hindia Belanda dan Inggris, yang telah menaklukkan Indonesia pada saat itu, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap revolusi industri negara itu. Perubahan sosial ekonomi yang dibawa oleh revolusi industri di Indonesia antara lain sebagai berikut:

  1. Banyak kapitalis, yaitu investor asing, masuk ke Indonesia, membuka jalan bagi pendirian perusahaan industri.
  2. Karakteristik fisik masyarakat Indonesia terus membaik, khususnya dalam pembuatan mesin-mesin industri.
  3. Pembangunan jalur darat di berbagai wilayah Indonesia tersebar agar lancar hingga sampai ke tangan pelanggan.
  4. Guru ditempatkan dalam kelompok yang berbeda berdasarkan keterampilan dan bakat kamu, sehingga gaji kamu bervariasi.
  5. Hampir semua sumber daya alam Indonesia masuk ke manufaktur sebagai bahan baku. Masyarakat Indonesia semakin mampu mengolah dan mengelola sumber daya alam.

Adanya ketidakpuasan di kalangan karyawan terhadap beban yang telah diberikan oleh pemberi kerja. Saat ini, revolusi industri 4.0 Indonesia hadir sebagai solusi metode manufaktur yang lebih efektif dan efisien.

Apalagi sekarang revolusi industri telah menggabungkan internet dengan teknologi mesin otomatis. Dalam proses mengadopsi Industri 4.0 tidak lagi menggunakan tenaga manusia karena semuanya dimanfaatkan oleh mesin secara otomatis dan terhubung dengan internet.

Peralatan fisik, sistem produksi teknis, dan teknologi digital semuanya saling terkait sebagai akibat dari revolusi industri keempat. Berbagai aspek kehidupan online saat ini mulai menjelaskan industri digital. Selama digunakan dengan benar dan ekonomi tumbuh, efek revolusi mungkin baik.

Jenis-jenis Teknologi Industri Nonpertanian

Berbagai macam industri yang tercakup dalam industri non pertanian ini antara lain semen, baja, perakitan kendaraan bermotor, elektronik, kapal, kereta api, dan pesawat terbang.

Berbagai industri telah dibentuk untuk menghasilkan dan menumbuhkan output kamu. Ada pabrik semen di Gresik, Padang, Cibinong, dan Ujung Pandang, di antara kota-kota lain di Indonesia.

Langkah Strategis di Bidang Teknologi Industri

Seperti yang dikatakan sebelumnya, hingga akhir 1970-an, situasi industri Indonesia masih cukup buruk. Pemerintah sedang mengembangkan industri selangkah demi selangkah untuk mendongkrak struktur industri Indonesia.

Tahap pertama ini dikenal sebagai Peta Kerangka Dasar Sektor Industri, dan telah menjadi pedoman strategi pembangunan industri nasional sejak tahun 1984.

Pembangunan Kawasan Proyek Percontohan

Pemerintah juga telah memulai inisiatif yang perlu diselesaikan, seperti penataan kawasan industri dengan konsep “Pusat Pertumbuhan Industri”.

Kawasan terpadu sentra industri petrokimia, pupuk urea, semen, kertas, dan sebagainya telah dicanangkan di Lhok Seumawe sebagai bagian dari pilot project. Langkah serupa telah dan akan dilakukan di hub industri lainnya, seperti Palembang, Gresik, Kupang, dan Kalimantan Timur.

Pembangunan Pabrik Semen

Dalam waktu dekat, beberapa pabrik semen akan dikembangkan di berbagai kota di Indonesia. Pembangunan fasilitas ini ditujukan untuk mengatasi kelangkaan semen yang terjadi pada tahun 1995.

Pembangunan Pabrik Pengecoran Logam dan Besi Baja

Pemerintah juga telah mendirikan sejumlah pengecoran atau smelter logam dan baja di berbagai lokasi, seperti Jakarta dan Cilegon, dalam upaya untuk memperluas produksi (Krakatau Steel).

PT PAL Indonesia mengelola galangan kapal di Surabaya untuk industri perkapalan. Pada bulan April tahun itu, PT PAL menjadi kenyataan. Pemerintah telah mendirikan perusahaan bernama IPTN (Industri Pesawat Terbang Nusantara) di kota Bandung.

Deregulasi di Bidang Teknologi Industri

Upaya pemerintah untuk meningkatkan struktur industri juga didukung oleh banyak kebijakan yang diambil. Sejak 1985/1986, pemerintah telah berulang kali melakukan deregulasi di bidang industri, seperti deregulasi di bidang penanaman modal.

Strategi tersebut diadopsi untuk mendorong investasi lokal dan internasional. Peningkatan upaya pembangunan di bidang ini sudah mulai menunjukkan konsekuensi dari strategi ini di tahun-tahun mendatang.

Ketika kegiatan pembangunan industri meningkat, maka proses alih teknologi juga dilakukan. Baik melalui pengajaran, penelitian, atau aplikasi langsung di industri. Tujuan akhirnya cukup jelas: kemandirian pembangunan industri Indonesia.

Penelitian di Sektor Teknologi Industri

Diversifikasi dan pengayaan peralatan manufaktur, sumber daya mentah, teknologi, dan desain adalah semua bidang fokus untuk penelitian sektor industri.

Penerapan standar industri sering dianggap sebagai semacam kebijakan. Standar manufaktur nasional disatukan dan disederhanakan melalui standarisasi industri.

Hasil-Hasil yang Diperoleh

Kemampuan masyarakat Indonesia untuk menggunakan teknologi di sektor industri dapat dilihat dari barang-barang industri yang diciptakan, seperti mobil komersial, berbagai peralatan mesin, pupuk petrokimia, dan baja.

Indonesia sudah mampu memproduksi beberapa jenis pesawat, kapal, dan peralatan lepas pantai. Sebagian besar barang-barang ini dibuat untuk dijual baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Sektor industri ini juga telah menghasilkan sejumlah besar mata uang asing.

Kesimpulan

Nah itu dia adalah sejarah mengenai teknologi industri bahwa, modernisasi adalah pergeseran ke arah yang lebih baik atau lebih canggih.

Sejarah perkembangan industri di Indonesia telah berlangsung cukup lama dan mengalami perkembangan yang pesat seiring dengan perkembangan teknologi. Demikian artikel ini semoga bermanfaat ya.

Baca Juga

Bagikan:

Lovata Andrean

Hai saya Lovata saya bukan Ai namun saya merupakan seorang content writer SEO, Teknologi, Finansial, Wisata, Resep Masakan dan lain-lain, Semoga dapat bermanfaat untuk teman semua. Thanks