Bencana berulang kali mendekat, Terakhir kali terjadi gempa di Malang yang mengakibatkan kerugian materi dan tentu saja bencana mempengaruhi mental bagi para korban.
Dekan Fakultas Keperawatan Unair Prof. Yusuf menyatakan bencana mempengaruhi mental tekanan dan ketidaknyamanan, yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan mental.
“Krisis lingkungan, baik bencana maupun ulah manusia, bisa memaksa seseorang untuk mencari pertolongan psikoterapis atau psikolog. Kejadian ini menimbulkan depresi, amarah dan memancing kesadisan,” ujarnya, dilansir dari laman ITS, Kamis (15/). 4/2021).
Ia menyatakan bencana mempengaruhi mental dan gangguan psikososial merupakan kasus gangguan kesehatan jiwa yang banyak terjadi di masyarakat selepas bencana mempengaruhi mental.
Bencana mempengaruhi mental berat merupakan salah satu bentuk gangguan dan gangguan jiwa yang disebabkan oleh kegagalan mekanisme penyesuaian fungsi mental terhadap rangsangan eksternal. Sehingga terjadi gangguan pada struktur psikologis.
“Faktor psikologis yang mempengaruhi individu adalah gangguan jiwa atau gangguan jiwa. Seperti halnya skizofrenia, merupakan gangguan yang timbul dari respon mekanisme adaptif fungsi mental terhadap rangsangan,” jelasnya.
Ditinjau dari masalah psikososial, customized organization dia, Bencana alam mempengaruhi mental ketidak mampuan berinteraksi dengan lingkungan yang mengakibatkan kecacatan intelektual.
Kecacatan intelektual adalah keadaan perkembangan intelektual yang terhenti atau tidak lengkap dan ditandai dengan kemampuan terbatas untuk berkembang selama perkembangan.
Disabilitas intelektual dapat mempengaruhi semua tingkat kecerdasan, seperti: B. Keterampilan bahasa, motorik, kognitif dan sosial.
“Banyak masalah psikososial yang dihadapi masyarakat dalam krisis lingkungan, yaitu kesedihan, keputusasaan, stres depresi yang berujung pada disabilitas intelektual,” jelasnya.
Bencana Mempengaruhi Mental
Bencana alam mempengaruhi mental, Ia menegaskan bahwa kondisi lingkungan memiliki pengaruh yang besar terhadap kesehatan mental. Sebagai tindakan penanggulangan, banyak yang menyasar pada upaya sandang, pangan dan papan yang merupakan bagian terpenting untuk merespon antisipasi munculnya masalah mental emosional di masyarakat.
Oleh karena itu, ia berharap terjalin kerjasama antara pemerintah dengan lembaga swadaya masyarakat di tingkat nasional dan internasional, keluarga dan tenaga kesehatan. Tujuannya agar dapat menangani kesehatan mental dengan baik dan efektif.
Ia menambahkan, adanya kesinambungan program, saling berbagi informasi dan gotong royong dapat mencegah implementasi program pengelolaan krisis lingkungan tumpang tindih.
