Ribut-ribut Kasus Whatsapp Bos Signal Berikan Respon – Pendiri Signal Brian Acton angkat bicara terkait kebijakan data WhatsApp dan Facebook yang berujung polemik. Ia menyatakan, saat ini tengah berlangsung kemarahan pengguna akibat kesewenangan pihak WhatsApp. Kini banyak pengguna yang beralih ke aplikasi pesan lain seperti Telegram atau Signal.
Dikutip dari TechCrunch, Acton yang kini duduk sebagai ketua eksekutif perusahaan itu mengatakan bahwa pengguna Signal kini telah ‘meledak’ dalam beberapa pekan terakhir.
“Peristiwa terkecil membantu memicu hasil yang besar. Kami juga senang dapat melakukan percakapan tentang privasi online dan keamanan digital. Orang-orang beralih ke Signal sebagai jawaban atas pertanyaan tersebut ” ujar Acton yang merupakan pendiri WhatsApp itu.
Lebih lanjut Ia menjelaskan, bahwa ini merupakan momentum besar bagi Signal yang Ia dirikan pada tahun 2018 untuk bersinar dan memberikan orang alternatif pilihan dalam menggunakan media sosial.
“Itu merupakan luka bakar yang lambat selama tiga tahun, kemudian terjadi ledakan besar. Sekarang roketnya meluncur, “katanya.
Peristiwa yang disinggung Acton adalah perubahan terbaru dalam kebijakan berbagi data yang diungkapkan oleh WhatsApp, sebuah aplikasi yang melayani lebih dari 2 miliar pengguna di seluruh dunia.
Acton mengatakan, WhatsApp bergulat dengan menggabungkan fitur-fitur monetisasi sambil alih-alih tetap melindungi privasi pengguna. Namun kebijakan barunya itu malah memaksa WhatsApp untuk memberikan penjelasan sebenarnya.
Ia tidak mengungkapkan berapa banyak pengguna Signal dalam beberapa pekan terakhir ini. Akan tetapi Ia mengatakan, aplikasi tersebut saat ini berada di jajaran peringkat atas App Store di 40 negara, dan peringkat atas 18 negara untuk Google PlayStore.
Berdasarkan data, Signal memiliki sekitar 20 juta pengguna aktif bulanan secara global pada akhir Desember 2020 dan dikabarkan aplikasi itu diunduh lebih dari 7,5 juta kali antara Januari 6 dan 10 Januari.
Sejak diluncurkan pada tahun 2018 silam, signal berjanji tidak akan menjual data penggunanya dan tidak akan menampilkan iklan kepada penggunanya.
Ia juga mengatakan, bisnis model ini hanya memiliki staf di bawah 50 orang. Hal ini dapat menghemat pengeluaran operasional dari dana yang diberikan oleh sumbangan yayasan.
Acton mengatakan di tahun-tahun mendatang, Ia akan menanyakan kepada tim, apakah mereka ingin mengerjakan produk email dan penyimpanan atau tidak. Tetapi dia mengatakan fokusnya saat ini tetap pada aplikasi perpesanan.
Sumber : cnnindonesia.com