Strategi Pengusaha Travel Bertahan di Masa Pandemi COVID-19 – Pebisnis travel agent TX Travel Anton Thedy bercerita bagaimana masih bertahan memulai usahanya di periode wabah.
Sudah diketahui, usaha perjalanan dan pariwisata benar-benar terimbas karena wabah Covid-19 yang telah berjalan lebih dari sembilan bulan di Indonesia.
Memberi respon imbas Covid-19, Anton tidak tinggal diam dan turut terperosok dalam kelesuan ekonomi. Tetapi, dia pilih untuk mengaplikasikan perombakan keseluruhannya di kantornya.
Pertama, dia menjelaskan jika kantornya sudah ajak orang untuk mengganti langkah berekreasi dari mulanya grup tur jadi road trip.
“Semenjak bulan Juli, di saat kami telah bisa membuka kantor, kami ganti itu keseluruhannya. Misalkan grup, namanya grup tentu bergerombol bersama, ada dua sampai 6 orang dikombinasi jadi seperjalanan. Itu rutinitas lama. Rutinitas baru, kita ganti arti, melancong bukan grup tur tetapi road trip,” kata Anton dalam dialog virtual bertema “Mengaplikasikan Prosedur Kesehatan Menjelang Liburan Akhir Tahun” Selasa (15/12/2020).
Anton menerangkan, road trip adalah arti untuk pelancong yang lakukan perjalanan memakai kendaraan individu.
Liburan road trip, katanya, pelancong tidak tergabung jadi satu dalam kendaraan yang serupa. Pada sebuah kendaraan itu, umumnya adalah orang yang telah diketahui atau keluarga.
“Nah, mereka dalam kendaraan semasing, lalu bergabung di satu arah rekreasi. Saya mengambil contoh, kami selenggarakan ke Tanjung Lesung, demikian masuk, seluruh rutinitas berada di satu tempat di situ. Masalah physical distancing pasti bisa dikerjakan sebab luasnya tempat,” katanya.
Ke-2 , Anton sudah mengganti pola pemesanan ticket dilayani secara online. Dia menjelaskan, semenjak Juli unit usahanya telah tidak akan meluluskan orang atau tamu untuk tiba ke kantornya pesan ticket perjalanan.
“Kami melarang tamu tiba saat ini, sebab apa? Sebab seluruh sekarang dapat dikerjakan tiada perlu tiba. Pesan ticket, pesan hotel, kirim dokumen, seluruh saat ini tak perlu tiba kembali, dapat lewat online,” papar ia.
Walau sebenarnya, saat sebelum Covid-19 menyebar, seluruh tamu tentu tiba ke kantor untuk pesan ticket perjalanan.
Bahkan juga, narasi Anton, dahulu tiap hari dapat 100 orang yang tiba ke kantornya. Sekarang, dia tidak meluluskan tamu tiba ke kantor untuk lakukan pemesanan.
“Saat ini mereka pesan gunakan program seperti WhatsApp, maupun chat ke kami,” jelas ia.
Sumber : Kompas.com